Minggu, 30 Agustus 2015

PERJALANAN WISATAKU KE SEGORO ANAK'AN PULAU SEMPU ADALAH PERJUANGANKU


Banyak orang mengatakan bahwa nasionalisme adalah perasaan bangga terhadap bangsa sehingga siap setiap saat untuk berjuang jika bangsa tersebut di langgar kedaulatannya. Ada pula yang mengatakan bahwa nasionalisme adalah suatu kegiatan atau tindakan untuk meraih sesuatu yang di inginkan sehingga dapat mengharumkan nama bangsa bukan hanya perjuangan untuk kemerdekaan saja tetapi juga perjuangan untuk meraih cita-cita, harapan, pekerjaan, cinta bahkan pendidikan.Tanpa mengurangi makna dari nasionalisme, bagi saya nasionalisme adalah suatu perwujudan bangga dan mencintai sesuatu sehingga kita akan berusaha untuk lebih mengenal sesuatu tersebut dalam suka maupun duka. Salah satunya adalah dengan mengunjungi tempat-tempat di Indonesia. 

Salah satu contoh nyata dalam nasionalisme ini adalah bangga terhadap tempat wisata di negara sendiri. Jika kita merasa bangga terhadap pariwisata secara otomatis akan membangun rasa untuk mencintai dan berusaha untuk mendatanginya. Seperti yang saya lakukan bersama rekan kerja di kantor dengan mengadakan rutinitas rekreasi ke tempat wisata di Indonesia walaupun masih di lingkup propinsi Jawa Timur. Tempat wisata yang pernah saya datangi diantaranya adalah pantai pasir putih Trenggalek, wisata Nasional Gunung Bromo, pantai Papuma Jember, Segoro Anak'an pulau Sempu Malang, pantai Tambak Rejo dan pantai Gondo Mayit di Blitar, Candi Penataran Blitar, dan Candi Brahu dan Vihara Budha Tidur di Mojokerto.

Diantara semua tempat rekreasi tersebut, yang paling berkesan adalah rekreasi ke Segoro Anak'an pulau Sempu di Malang. Bagaiamana tidak berkesan, untuk sampai ketempat lokasi saya dan teman-teman harus bersusah payah selama 2 jam melalui hutan lindung, naik turun dan jalan setapak seperti ketika pejuang kemerdekaan melakukan perang gerilya terhadap penjajah. Belum lagi, kami juga harus membawa bekal khususnya air minum dan makanan ganti karena lokasi wisata tidak terdapat warung. Berikut perjalanan wisataku adalah perjuanganku.

Untuk sampai ke lokasi Segoro Anak'an, kami terlebih dahulu harus menyeberang dari pantai Sendang Biru menuju pulau Sempu menggunakan perahu motor miliki nelayan setempat. Kami berlabuh di ujung utara pulau Sempu sedangkan tempat wisata berada di ujung selatan pulau. Perjalanan harus kami lanjutkan dengan jalan kaki karena ombak didekat Segoro Anak'an sangat besar dan dikelilingi karang yang tinggi sehingga sangat membahayakan jika menggunakan perahu motor.

Setelah perjalanan 5 menit dengan perahu motor, kami sampai di titik awal perjalanan menuju pulau sempu. Puji syukur kepada Tuhan karena pagi itu sekitar pukul 08:15 kondisi cuaca cerah atau tidak hujan. karena menurut informasi guide kami, jikalau kondisi hujan perjalanan menuju segoro Anak'an pulau Sempu membutuhkan waktu minimal 4 jam, itupun jika kondisi jalan setapak tidak membahayakan. Jika saya hitung sedikitnya perjalanan kami harus naik dan turun sebanyak 3 kali, itu yang sedikit menguras tenaga kami. Kondisinya sih masih alami, bahkan menurut penuturan guide perjalanan kami, masih sering di jumpai macan kumbang di kawasan ini.

 
Tidak bisa dibayangkan sejak awal perjalanan kami hampir tidak menemukan jalan setapak yang baik, kebanyakan kondisi jalan tidak beraturan dan terdapat batu cadas yang licin dan tajam sehingga para penjelajah harus ekstra hati-hati. Di tengah perjalanan kami sampai daerah yang terdapat batu karang yang agak tinggi, disini kami sempatkan untuk beristirahat sejenak untuk melemaskan kaki dan mengeringkan pakaian yang kami pakai karena tidak terasa hampir semuanya basah terkena keringat. Disini juga biasa dipakai para penjelalah untuk beristirahat khususnya ketika hujan tiba.
Mendekati kawasan segoro Anak'an, jalan terasa lebih berbahaya karena jalan yang sempit dan memiliki kemiringan tanah lebih dari 45 derajat sedangkan sisi bagian lain adalah lembah segoro Anak'an sehingga jika tidak konsentrasi maka kami bisa........byuuur (tercebur) itupun jika posisi jatuhnya di air tetapi jika jatuhnya berada di batu karang yang ada di segoro Anak'an ya........janganlah. Jika dibayangkan kondisi menuju ke segoro Anak'an pulau Sempu seperti jaman perjuangan kemerdekaan, dimana para pejuang harus bergerilya naik turun gunung bahkan hutan sekalipun untuk mempertahankan kemerdekaan, bedanya kondisi sekarang adalah berjuangan untuk menikmati keindahan alam yang disuguhkan oleh pulau Sempu. Makanya bagi siapa saja yang tertarik untuk datang untuk berpetualang ke wisata segoro Anak'an pulau Sempu pesan dari saya "latihan fisik, latihan pernapasan, plus konsentrasi supaya perjalanan ke segoro Anak'an tidak menemui kendala yang berarti", serta jangan lupa berdoa agar selalu di limpahkan kesaelamatan. Amin
Kurang lebih pukul 10.05 kami sampai di wisata pantai segoro Anak'an pulau Sempu. Petualangan kami menyusuri hutan lindung pulau Sempu akhirnya terbayar sudah dengan keindahan yang ditawarkan di kawasan ini. Segoro anak'an atau yang biasa disebut Laguna segoro Anak'an memiliki hamparan pantai pasir putih sepanjang 300meter dan air jernih yang terhubung dengan air laut. kawasan ini dikelilingi hutan utara dan selatan karang yang berbatasan langsung dengan laut selatan. Kondisi kawasan ini masih alami dan terjaga kebersihannya sehingga para pengunjung betah berlama-lama di kawasan ini. Kondisi ini yang bertolak belakang dengan kondisi perjalanannya, karena untuk datang ketempat ini pengunjung disuguhkan petualangan alam liar yang masih alami. Saya jadi teringat kata-kata para petualang yang sering diliput di televisi "My Trip, My Adventure". Khusus bagi saya, bahwa perjalanan menuju segoro Anak'an mengingatkan saya akan masa kemerdekaan dimana prajurit kita harus menerapkan perang gerilya dari desa, kota bahkan hutan dan pegunungan selama beberapa hari tanpa memikirkan kondisi tubuh yang lelah dan sakit. Sekarang waktunya bagi saya dan generasi penerus yang lain untuk manjaga dan meneruskan semangat nasionalisme para pejuang yang gigih untuk mempertahankan kemerdekaan tanah air Indonesia dengan menjaga dan mencintai keindahan bumi pertiwi Indonesia ini.



Jumat, 21 Agustus 2015

Lebaranku Tahun 2015 Momen #LebihBaik Dari Tahun Sebelumnya

Moment lebaran adalah moment yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam di dunia, bahkan di negara Indonesia sudah mendarah daging tradisi mudik atau pulang kampung. Di moment lebaran ini hampir dipastikan seminggu sebelum dan sesudah lebaran tradisi mudik selalu terjadi setiap tahunnya. Selama itu pula hampir semua siaran televisi juga menyiarkan kondisi jalan yang selalu dilewati para pemudik. Begitupun di keluargaku, tradisi mudik selalu menjadi kesempatan untuk saling bertemu di bulan yang suci ini walaupun cuma satu hari.

Pada lebaran tahun ini merupakan moment yang paling special setidaknya bagi saya. Bagaimana tidak, semenjak 7 tahun lalu bekerja di salah satu PMA Jepang di Sidoarjo tradisi mudik saya sedikit kurang berwarna karena di moment tersebut saya kebagian harus standby di perusahaan sehingga setiap mudik selalu ketinggalan acara kumpul bersama keluarga besar saya dan istri saya. Bukan karena saya "gila" bekerja seperti orang Jepang pada umumnya, tetapi lebih karena terpaksa harus mengalah kepada teman senior di tempat saya bekerja.

Pada tahun ini, pas kebetulan teman kerja yang masih senior hanya tinggal 2 orang karena pensiun digantikan dengan karyawan baru sehingga secara otomatis saya bisa merencanakan untuk libur lebaran pada H+1 sampai dengan H+4. Pada H+2 keluarga besar istriku mengadakan kumpul bersama di Kediri, dan pada H+3 keluarga besar saya mengadakan reuni keluarga besar di Blitar. Sehingga pada H+1 dan H+4 lebaran saya gunakan untuk perjalanan mudik dan balik ke Sidoarjo.

Di lebaran tahun ini juga merupakan moment penting dan merupakan moment #LebihBaik dari sebelumnya khususnya bagi saya karena istri saya sedang mengandung 4 bulan anak ke 2 bersamaan dengan saya baru membeli sebuah mobil baru sehingga perjalanan mudik dan balik tidak lagi merasakan kepanasan dalam perjalanan. Maklumlah, waktu tempuh perjalanan normal Sidoarjo - Kediri sekitar 3 jam, jika dalam kondisi lebaran minimal 4 jam perjalanan untuk sampai ke Kediri. Biasanya untuk menghilangkan penat selama perjalanan menggunakan sepeda motor, saya selalu menyempatkan untuk singgah di depan GOR Jombang, dimana tempat tersebut selalu ramai di kunjungi para pemudik ketika lebaran sebagai tempat singgah sementara. Nah di tahun ini karena mudik menggunakan mobil, maka saya lebih memilih menghindari jalur tersebut karena selalu ramai bahkan tidak pernah lepas dari kemacetan. Dengan bermodalkan aplikasi GPS saya melewati rute alternatif Jombang-Sumobito sehingga tidak terjebak macet sehingga setelah masuk kawasan Peterongan Jombang, saya langsung menuju Kediri via Warujayeng, Nganjuk.
Sampai di Kediri sekitar jam 14.15, praktis perjalanan kami dari Sidoarjo menuju Kediri hanya 4jam perjalanan. Saya langsung disambut oleh keluarga besar istri saya, karena baru tahun ini saya bisa hadir sebelum acara reuni keluarga besar istri saya di adakan. Sampai di rumah saudara, saya sempatkan untuk beristirahat karena malam nanti keluarga yang sudah hadir di Kediri biasa mengadakan silahtuhrahmi ke tetangga-tetangga dan ke pondok pesantren-pesantren yang ada di sekitar rumah. Rupanya tiap tahun tradisi ini selalu berlangsung apalagi kebanyakan saudara istri saya sudah menetap di luar Kediri.

Keesokan harinya pertemuan keluarga besar isri saya, sekitar pukul 10.30 kami melanjutkan perjalanan ke kabupaten Blitar karena besok siang ada reuni akbar keluarga kakek buyut dari Ibu saya. Karena memang buta arah perjalanan dari Kediri ke Blitar, otomatis saya hanya mengandalkan GPS sesekali melihat plakat arah jalan. Sampai Blitar sekitar pukul 12.15, saya langsung bergabung dengan kedua orang tua saya yang sedang silahturahim ke tetangga sebelah karena praktis agenda hari itu adalah silahturahim ke tetangga sebelah.

Pada waktu reuni di keluarga besar kakek buyut di Blitar, sangat kentara sekali aroma silahturahim, karena memang banyak yang tidak kenal, sampai ibuku sendiri yang notabene masih berstatus cucu tidak lebih dari 50% yang di kenalnya. Maklum ibuku sejak sekolah penjuruan setara SMA sudah hijrah dari Blitar, sedangkan acara reuni akbar kakek buyutpun baru 2 tahun ini dilaksanakan.

Walau cuma sebentar tapi acara reuni keluarga besar di Kediri dan Blitar memiliki banyak arti setidaknya bagi saya. Disamping sebagai acara menyambung kembali tali silahturahim juga untuk mengenal lebih dalam lagi saudara-saudara yang masih satu keturunan kakek buyut saya. Acara seperti ini memang harus terus ada setidaknya dalam 1 tahun sekali agar kultur bangsa Indonesai tidak luntur dimakan peradapan modern.

Senin, 03 Agustus 2015

KEMANDIRIAN SAYA TUMBUH BERSAMA TABUNGAN BANK BNI

http://www.bni.co.id/id-id/BNIPromo/BNIPromo7.aspx

Tidak terasa 7 tahun sudah saya bekerja, tidak terasa itu pula saya menjadi pelanggan setia dari bank BNI. Dari yang awalnya hanya memilih menjadi nasabah BNI di karenakan dekat dengan rumah dan lokasi tempat saya bekerja sampai sekarang sudah berumah tangga sendiri masih tetap mempercayakan penyimpanan dan transaksiku melalui bank BNI. Entah hanya sebuah pilihan atau sebuah kebetulan, sampai sekarang saya belum pindah ke lain bank selain bank BNI, padahal ketika mulai bersekolah sampai dengan lulus kuliah saya tidak pernah bersentuhan dengan dunia perbankan.

Setelah diterima menjadi karyawan di salah satu perusahaan PMA di Sidoarjo, saya langsung membuka rekening tabungan di BNI karena rekening tabungan di perlukan untuk proses pembayaran uang gaji bulanan. Yang terbesit di pikiran saya waktu memilih bank BNI karena semasa bersekolah di SMA, saya selalu pulang dan pergi melewati bank BNI didaerah Menanggal, nah disitu saya sering melihat lalu lalang orang keluar masuk bank BNI, sehingga dalam pikiran saya bank BNI merupakan bank yang sehat dan jauh dari kata kolaps.

Dengan kata "Bismillah" saya niatkan membuka rekening di bank BNI sebagai tabungan perekonomianku sekaligus sebagai dompet elektronikku. Selang berjalannya waktu, kepercayaan terhadap bank BNI semakin besar. Bukan hanya cabangnya yang hampir ada di setiap kecamatan tetapi pelayanan yang diberikan dapat dikatakan lebih dari kata puas setidaknya bagi saya sendiri. Dari 9 jenis simpanan yang ditawarkan oleh bank BNI, saya lebih memilih simpanan Taplus karena sebagai sorang karyawan perusahaan swasta simpanan jenis ini lebih sesuai dan menguntungkan bagi saya.

http://www.bni.co.id/id-id/Beranda.aspx
Sejak saat itu, praktis uang tunai yang selalu bersembunyi di dompet tidak melebih dari angka Rp. 300.000. apalagi kondisi saya yang belum berkeluarga membuat saya selalu mengandalkan kartu ATM dari bank BNI. Bahkan jika bepergian saya tidak harus repot-repot membawa uang tunai yang banyak karena jika membutuhkan uang tunai saya hanya tinggal menggesek di mesin ATM BNI atau ATM bersama, tidak jarang juga saya berbelanja di minimarket atau supermarket menggunakan kartu ATM BNI.

Tepatnya awal tahun 2010 setelah saya menikah dan sebulan berikutnya istri saya hamil anak pertama, ATM BNI saya mulai berpindah tangan ke istri saya. Otomatis semua pengeluaran dari bank BNI yang mengatur adalah istri saya. Kurang lebih 1,5 tahun dari saya menikah, saya membeli sebuah rumah dengan type 60/120m2 di daerah Sidoarjo dengan sistem kredit dari bank BNI. Dalam pemilihan kredit, saya sempat mengalami dilema karena sebagian besar teman menganjurkan ke bank lain karena prosesnya yang mudah dan cepat apalagi salesnya dari bank tersebut yang gencar mendatangi para nasabahnya. Tidak mudah percaya dengan pengalaman teman yang fanatik dengan satu bank saja, maka saya pun browing mengenai keunggulan kredit perumahan dari beberapa bank.

Saya pun melakukan kontak dengan beberapa bank mengenai pengambilan KPR untuk rumah yang akan saya beli. Dari beberapa bank tersebut, pilihan saya jatuh pada bank andalan saya yaitu bank BNI. Disamping prosesnya mudah dan cepat, bunga KPR yang dikenakan juga tidak mencekik keuangan saya sehingga setiap bulannya saya masih bisa menabung.

Dengan adanya kelebihan uang gajian yang dapat saya tabung setiap bulannya di bank BNI, pada awal tahun 2015 saya bisa membeli sebuah mobil baru walaupun masih dengan sistem kredit. Kondisi ini melengkapi kebahagiaan keluarga saya karena pada bulan dan tahun yang sama dengan membeli mobil, istri saya dinyatakan positif hamil muda anak kedua. Hadirnya tabungan bank BNI benar-benar menemani kemandirian saya dan keluarga saya.

Semoga kedepan bank BNI bisa menjaga kinerjanya lebih sehat lagi agar menjadi pilihan utama bagi para nasabah khususnya di negara Indonesia. Apalagi selama tahun 2014 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah membukukan laba bersih sebesar Rp 10,8 triliun atau naik 19,1% dari pencapaian tahun 2013 (sumber : http://www.bumn.go.id/bni/berita/168/Kinerja.BNI.2014).