Sabtu, 05 November 2016

Kobarkan Semangat Mudamu Untuk Berwirausaha Kuliner Dengan PDCA



Mungkin bagi kebanyakan orang, khususnya masyarakat Indonesia membuka sebuah usaha adalah jalan terakhir untuk mendapatkan rejeki dalam hidupnya. Hal ini adalah lumrah apalagi masih banyaknya lulusan - lulusan yang lebih mementingkan nilai yang tinggi pada masa belajarnya sehingga besar harapannya untuk dapat diterima diperusahaan yang bergengsi. Dapat kita lihat pada moment-moment job fair disemua daerah, selama acara berlangsung tidak akan pernah sepi dari peminat mulai dari lulusan SMA sampai dengan S1 ataupun S2. Bahkan tidak jarang kita temui seorang karyawan yang masih aktif bekerja juga mencari pekerjaan dengan alasan mencari yang lebih baik lagi.

Dengan semakin meningkatnya jumlah calon tenaga kerja setiap tahunnya yang tidak diimbangi jumlah lapangan pekerjaan akan membuat semakin banyaknya jumlah pengangguran khususnya angkatan tenaga kerja lama karena banyak perusahaan yang lebih mementingkan tenaga kerja lulusan terbaru atau freshgraduate. Oleh karena itu seringkali kita jumpai lapangan kerja untuk lulusan SMU diisi oleh tenaga kerja lulusan S1. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana dengan lulusan SMA/SMK? Mau kerja dimana?

Salah satu solusi untuk mengatasi persaingan dalam mencari pekerjaan adalah dengan membuka usaha sendiri. Perlu di ketahui bahwa memulai suatu usaha bukan berarti harus memproduksi ataupun harus membuka stan untuk usaha. Banyak usaha yang hanya bermodal jaringan sudah mendatangkan pundi-pundi uang. Contoh nyata reseller fashion, kosmetik, pulsa, kulinery bahkan permainan anak-anak yang semakin menjamur di media sosial ataupun situs jual beli. Bahkan siswa SMA atau Mahasiswa juga sering kita jumpai menjual jasa kursus pelajaran sekolah.

Terkait itu semua sudah sebaiknya membuka usaha dimulai sejak dini karena dengan beberapa pertimbangan diantaranya yaitu :

  1. Masih sedikitnya ekonomi yang harus ditanggung sehingga kegagalan tidak banyak berpengaruh terhadap perekonomian.
  2. Pada awal membuka usaha biasanya membutuhkan semangat, pikiran dan tenaga ektra sehingga akan lebih optimal pada usia dini.
  3. Banyak memiliki pemikiran-pemikiran/ide yang baru sehingga mampu berkreasi dan berinovasi terhadap usaha yang ada.
  4. Masih sedikitnya kontaminasi dengan dunia pekerjaan sehingga sangat kecil mempengaruhi tujuan dan tahapan usaha yang sudah ditetapkan.
Meskipun dinilai sangat ideal membuka usaha sejak dini, bukan berarti usia muda tidak mempunyai kelemahan. Beberapa kelemahan-kelemahan yang sering dialami usia muda ketika membuka usaha diantaranya sebagai berikut :
  1. Pola pikir yang belum stabil sehingga sangat mudah goyah dan terburu-buru mengambil tindakan jika ada ada tekanan/pesaing terhadap produknya.
  2. Minim terhadap pengalaman berusaha yang seringkali membuat salah langkah untuk membuat keputusan.
  3. Modal yang kecil untuk promosi sehingga membuat pengusaha usia muda cenderung lebih sulit berkembang.
  4. Niat membuka usaha yang setengah hati atau hanya mengikuti tren yang sedang terjadi.
Percaya atau tidak, memulai usaha tidak harus setelah lulus sekolah atau seorang pekerja pensiun dulu baru memulai membuka usaha. Pemikiran tersebut adalah memiliki makna yang terlalu sempit karena pada kenyataannya banyak usaha yang bisa kita lakukan sambil bersekolah atau bekerja. Salah satu hal yang memungkinkan hal itu terjadi adalah kemajuan dibidang teknologi digital informasi dan komunikasi saat ini. Adanya sosmed (sosial media) dan situs-situs jual/beli online yang membuat semua usaha kita bisa bernilai ekonomis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuka usaha adalah dengan tahapan PDCA

Plan (perencanaan) adalah merencanakan usaha apa yang akan kita buat. Disini kita harus mencari ide apa yang akan kita jadikan usaha, cara membuatnya/prosesnya, berapa modal dan harga jualnya, dimana menjualnya sampai siapa yang akan menjadi tujuan produk kita. Perencanaan yang baik bisa kita dapatkan di literatur internet, medsos (media social) buku, pengalaman usahawan atau datang langsung ke pasar atau lokasi. Sekali lagi perencanaan tidak harus membuat suatu barang tetapi menjadi reseler dengan datang ke tempat kerajinan, UKM atau homemade juga masuk dapam kategori perencanaan.

Do (lakukan/kerjakan).Disini kita harus memonitor dan menjalankan apakah proses yang kita kerjakan sudah sesuai dengan literature atau tidak. Jika merupakan produk inovatif maka sudah sesuai atau tidak dengan perencanaan yang kita buat. Proses produksi harus sesuai dengan literature atau perencanaan yang dibuat agar memudahkan proses pengecekan/evaluasi.

Cek (evaluasi) adalah proses pengecekan hasil produk yang telah kita buat. Hasil produk yang kurang sempurna meliputi bentuk (barang, makanan), rasa (makanan, jasa) harus dicari penyebabnya sehingga dapat dicari tindakan dan tidak terulang lagi ketika proses produksi. Pengecekan ini sangat penting karena manfaatnya akan dinikmati pelanggan.

Action (tindakan) adalah tindakan untuk mencari penyebab produk tidak standar sehingga dapat dibuatkan perencanaan lagi sehingga nantinya didapatkan produk yang sempurna. Jika dari pengecekan hasilnya baik dan layak maka tindakan selanjutnya adalah memasarkan produk tersebut.

Dengan adanya PDCA berkesinambungan akan didapatkan mutu produk yang berkualitas dan proses produksi dan biaya yang lebih optimal. Sebagai contoh sebut saja Teguh Purnama ketika browsing disalah satu situs untuk membeli kue ulang tahun anaknya, tertarik untuk membuat usaha kue karena melihat banyak sekali peminat terhadap kue yang akan dibeli. Pemilihan usaha kue (kuliner) juga dengan pertimbangan bahwa masyarakat Indonesia merupakan type konsumtif khususnya terhadap makanan. Untuk itu dia mencari literatur di internet(Plan) ataupun majalah mengenai cara membuat kue, peralatan yang digunakan sampai dengan modal yang dibutuhkan. Setelah perencanaan dibuat maka dia memulai proses membuat kue (Do) berdasarkan planning dan literatur yang ada. Setelah jadi, dibandingkannya (Cek) dengan kue yang pernah dia beli sebelumnya. Ketika rasa dan bentuk kue yang dia buat masih belum sesuai yang diharapkan, dia berusaha mencari literatur dari sumber lainnya (Action) sampai beberapa kali mencoba dan akhirnya dapat menemukan resep yang sesuai dengan harapannya. Seringnya dia dalam melakukan PDCA, diapun dapat berkreasi dan berinovasi dalam membuat kue jenis baru.

Sejalan dengan pentingnya proses produksi suatu usaha, promosi juga memegang peranan penting karena dapat menjaring calon pelanggannya. Produk usaha sebaik apapun jika promosinya tidak baik/jelek maka produk juga tidak akan dibeli dan dinikmati oleh pelaanggannya. Salah satu yang dapat mengakomdir dalam mempromosikan usaha jual beli produk kita adalah di www.ralali.com. Situs jual beli Ralali tidak hanya mengusung konsep C2C (customer to customer) atau B2C (business to customer) tetapi dengan konsepnya Ralali B2B marketplace yang memberikan kemudahan proses transaksi jual beli melalui teknologi dan fitur yang dapat membantu seller dan buyer melakukan proses bisnis lebih mudah, aman dan transparan. Ralali menghubungkan pembeli, baik korporat maupun individu, dalam menemukan ribuan produk untuk kebutuhan bisnis dan perusahaan dari ratusan supplier ternama dan terpercaya.

Beragam keuntungan yang akan kita dapat dengan bergabung dengan situs ralali diantaranya yaitu :
1.Tidak dipungut biaaya dan dan biaya komisi penjualan 0%
2.Sistem pembayaran yang aman dan terpercaya
3.Pengiriman dengan jasa ekspedisi terpencaya keseluruh daerah di Indonesia
4.Kemasan paket produk gratis dari ralali starter pack
5.Jaringan promosi online dan offline yang luas
6.Seller incubator gratis
7.Layanan operational care yang sangat responsible ketika kita bertanya mengenai kesulita yang kita alami.

Jadi tunggu apalagi. Segera gabung dengan situs ralali dan nikmati kemudahan dan fungsinya.