Mungkin bagi kebanyakan orang, khususnya masyarakat Indonesia membuka sebuah usaha adalah jalan terakhir untuk mendapatkan rejeki dalam hidupnya. Hal ini adalah lumrah apalagi masih banyaknya lulusan - lulusan yang lebih mementingkan nilai yang tinggi pada masa belajarnya sehingga besar harapannya untuk dapat diterima diperusahaan yang bergengsi. Dapat kita lihat pada moment-moment job fair disemua daerah, selama acara berlangsung tidak akan pernah sepi dari peminat mulai dari lulusan SMA sampai dengan S1 ataupun S2. Bahkan tidak jarang kita temui seorang karyawan yang masih aktif bekerja juga mencari pekerjaan dengan alasan mencari yang lebih baik lagi.
Dengan semakin meningkatnya
jumlah calon tenaga kerja setiap tahunnya yang tidak diimbangi jumlah lapangan
pekerjaan akan membuat semakin banyaknya jumlah pengangguran khususnya angkatan
tenaga kerja lama karena banyak perusahaan yang lebih mementingkan tenaga kerja
lulusan terbaru atau freshgraduate. Oleh karena itu seringkali kita jumpai
lapangan kerja untuk lulusan SMU diisi oleh tenaga kerja lulusan S1. Yang
menjadi pertanyaan adalah, bagaimana dengan lulusan SMA/SMK? Mau kerja dimana?
Salah satu solusi untuk mengatasi
persaingan dalam mencari pekerjaan adalah dengan membuka usaha sendiri. Perlu
di ketahui bahwa memulai suatu usaha bukan berarti harus memproduksi ataupun
harus membuka stan untuk usaha. Banyak usaha yang hanya bermodal jaringan sudah
mendatangkan pundi-pundi uang. Contoh nyata reseller fashion, kosmetik, pulsa, kulinery
bahkan permainan anak-anak yang semakin menjamur di media sosial ataupun situs
jual beli. Bahkan siswa SMA atau Mahasiswa juga sering kita jumpai menjual jasa
kursus pelajaran sekolah.
Terkait itu semua sudah sebaiknya
membuka usaha dimulai sejak dini karena dengan beberapa pertimbangan
diantaranya yaitu :
- Masih sedikitnya ekonomi yang harus ditanggung sehingga kegagalan tidak banyak berpengaruh terhadap perekonomian.
- Pada awal membuka usaha biasanya membutuhkan semangat, pikiran dan tenaga ektra sehingga akan lebih optimal pada usia dini.
- Banyak memiliki pemikiran-pemikiran/ide yang baru sehingga mampu berkreasi dan berinovasi terhadap usaha yang ada.
- Masih sedikitnya kontaminasi dengan dunia pekerjaan sehingga sangat kecil mempengaruhi tujuan dan tahapan usaha yang sudah ditetapkan.
Meskipun dinilai sangat ideal
membuka usaha sejak dini, bukan berarti usia muda tidak mempunyai kelemahan.
Beberapa kelemahan-kelemahan yang sering dialami usia muda ketika membuka usaha diantaranya sebagai berikut
:
- Pola pikir yang belum stabil sehingga sangat mudah goyah dan terburu-buru mengambil tindakan jika ada ada tekanan/pesaing terhadap produknya.
- Minim terhadap pengalaman berusaha yang seringkali membuat salah langkah untuk membuat keputusan.
- Modal yang kecil untuk promosi sehingga membuat pengusaha usia muda cenderung lebih sulit berkembang.
- Niat membuka usaha yang setengah hati atau hanya mengikuti tren yang sedang terjadi.
Percaya atau tidak, memulai usaha
tidak harus setelah lulus sekolah atau seorang pekerja pensiun dulu baru
memulai membuka usaha. Pemikiran tersebut adalah memiliki makna yang terlalu
sempit karena pada kenyataannya banyak usaha yang bisa kita lakukan sambil
bersekolah atau bekerja. Salah satu hal yang memungkinkan hal itu terjadi
adalah kemajuan dibidang teknologi digital informasi dan komunikasi saat ini. Adanya
sosmed (sosial media) dan situs-situs jual/beli online yang membuat semua usaha
kita bisa bernilai ekonomis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membuka usaha adalah dengan tahapan PDCA :
Plan (perencanaan) adalah
merencanakan usaha apa yang akan kita buat. Disini kita harus mencari ide apa
yang akan kita jadikan usaha, cara membuatnya/prosesnya, berapa modal dan harga
jualnya, dimana menjualnya sampai siapa yang akan menjadi tujuan produk kita. Perencanaan
yang baik bisa kita dapatkan di literatur internet, medsos (media social) buku,
pengalaman usahawan atau datang langsung ke pasar atau lokasi. Sekali lagi
perencanaan tidak harus membuat suatu barang tetapi menjadi reseler dengan
datang ke tempat kerajinan, UKM atau homemade juga masuk dapam kategori
perencanaan.
Do (lakukan/kerjakan).Disini kita
harus memonitor dan menjalankan apakah proses yang kita kerjakan sudah sesuai
dengan literature atau tidak. Jika merupakan produk inovatif maka sudah sesuai
atau tidak dengan perencanaan yang kita buat. Proses produksi harus sesuai
dengan literature atau perencanaan yang dibuat agar memudahkan proses
pengecekan/evaluasi.
Cek (evaluasi) adalah proses
pengecekan hasil produk yang telah kita buat. Hasil produk yang kurang sempurna
meliputi bentuk (barang, makanan), rasa (makanan, jasa) harus dicari
penyebabnya sehingga dapat dicari tindakan dan tidak terulang lagi ketika
proses produksi. Pengecekan ini sangat penting karena manfaatnya akan dinikmati
pelanggan.
Action (tindakan) adalah tindakan
untuk mencari penyebab produk tidak standar sehingga dapat dibuatkan
perencanaan lagi sehingga nantinya didapatkan produk yang sempurna. Jika dari
pengecekan hasilnya baik dan layak maka tindakan selanjutnya adalah memasarkan
produk tersebut.
Dengan adanya PDCA
berkesinambungan akan didapatkan mutu produk yang berkualitas dan proses
produksi dan biaya yang lebih optimal. Sebagai contoh sebut saja Teguh Purnama ketika browsing disalah satu situs untuk membeli kue ulang tahun anaknya, tertarik untuk membuat usaha kue karena melihat banyak sekali peminat terhadap kue yang akan dibeli. Pemilihan usaha kue (kuliner) juga dengan pertimbangan bahwa masyarakat Indonesia merupakan type konsumtif khususnya terhadap makanan. Untuk itu dia mencari literatur di internet(Plan) ataupun majalah mengenai cara membuat kue, peralatan yang digunakan sampai dengan modal yang dibutuhkan. Setelah perencanaan dibuat maka dia memulai proses membuat kue (Do) berdasarkan planning dan literatur yang ada. Setelah jadi, dibandingkannya (Cek) dengan kue yang pernah dia beli sebelumnya. Ketika rasa dan bentuk kue yang dia buat masih belum sesuai yang diharapkan, dia berusaha mencari literatur dari sumber lainnya (Action) sampai beberapa kali mencoba dan akhirnya dapat menemukan resep yang sesuai dengan harapannya. Seringnya dia dalam melakukan PDCA, diapun dapat berkreasi dan berinovasi dalam membuat kue jenis baru.
Sejalan dengan pentingnya proses
produksi suatu usaha, promosi juga memegang peranan penting karena dapat
menjaring calon pelanggannya. Produk usaha sebaik apapun jika promosinya tidak
baik/jelek maka produk juga tidak akan dibeli dan dinikmati oleh pelaanggannya. Salah satu yang dapat mengakomdir dalam mempromosikan usaha jual beli produk kita adalah
di www.ralali.com. Situs jual beli Ralali
tidak hanya mengusung konsep C2C (customer to customer) atau B2C (business to
customer) tetapi dengan konsepnya Ralali B2B marketplace yang
memberikan kemudahan proses transaksi jual beli melalui teknologi dan fitur
yang dapat membantu seller dan buyer melakukan proses bisnis lebih mudah, aman
dan transparan. Ralali menghubungkan pembeli, baik korporat maupun individu,
dalam menemukan ribuan produk untuk kebutuhan bisnis dan perusahaan dari
ratusan supplier ternama dan terpercaya.
Beragam keuntungan yang akan kita
dapat dengan bergabung dengan situs ralali diantaranya yaitu :
1.Tidak dipungut biaaya dan dan
biaya komisi penjualan 0%
2.Sistem pembayaran yang aman dan
terpercaya
3.Pengiriman dengan jasa
ekspedisi terpencaya keseluruh daerah di Indonesia
4.Kemasan paket produk gratis dari
ralali starter pack
5.Jaringan promosi online dan
offline yang luas
6.Seller incubator gratis
7.Layanan operational care yang
sangat responsible ketika kita bertanya mengenai kesulita yang kita alami.
Jadi tunggu apalagi. Segera gabung
dengan situs ralali dan nikmati kemudahan dan fungsinya.