Sehat merupakan unsur penting
bagi kehidupan sehingga sudah sewajarnya bagi kita semua untuk menjaga
kesehatan. Perlu dicamkan pada diri kita semua bahwa sehat itu mudah
dan murah, yang susah dan mahal adalah menjadi sehat ketika sakit. Ketika kita
sehat kita dapat makan dan beraktivitas semuanya asalkan tidak berlebihan,
sedangkan ketika sakit kita perlu berobat, pola makan diatur bahkan
beraktifitas saja dibatasi.
Paribahasa penyesalan selalu
berada dibelakang hari memang sepenuhnya benar, setidaknya itu yang terjadi di keluarga
kami. Kamipun harus menelan pahit kondisi ayah yang di diagnosis gagal ginjal dan harus cuci darah setidaknya seminggu sekali akibat komplikasi dengan
diabetes setelah dilarikan kerumah sakit karena jatuh pingsan terkena gula
darah rendah sekitar 67mg/dL (hipoglikemia). Hal yang sama sekali tidak kami
duga sebelumnya apalagi melihat kondisi ayah terlihat sehat walaupun terkena
diabetes dan dianjurkan untuk kontrol dan berobat secara teratur. Hanya
mengandalkan obat-obatan dan perilaku hidup sehat kata si “A’, si “B” dan
sebagainya membuat kami kecolongan dengan kondisi ayah saat ini. Apalagi ayah
yang phobia terhadap suntik dan semacamnya sehingga rekam medik terhadap
kondisi ayah tidak terpantau.
Penyakit gula darah atau biasa disebut diabetes merupakan penyakit yang diakibatkan tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini disebabkan karena gangguan pada sistem metabolisme karbohidrat dimana pankreas tidak dapat menghasilkan hormon insulin atau tidak mampu menggunakannya secara efektif untuk mengubah glukosa menjadi energi. Glukosa sendiri mempunyai peranan penting bagi tubuh yaitu sebagai sumber energi utama bagi otak maupun sel-sel yang membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita. Gangguan pada hormon insulin dapat membuat kadar gula (glukosa) dalam darah meningkat yang dapat memicu penyakit diabetes.
Penyakit diabetes dibagi menjadi
2, yaitu :
- Diabetes type 1 adalah kondisi dimana pankreas tidak bisa lagi memproduksi hormon insulin sehingga harus diberi asupan insulin dari luar tubuh secara rutin. Pada umumnya diderita pada usia dibawah 40 tahun bahkan juga dapat terjadi pada remaja dan anak-anak.
- Diabetes tipe 2 adalah kondisi dimana pankreas tidak cukup memproduksi hormon insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan hormon insulin secara efektif. Diabetes tipe ini diderita hampir 90% dari penderita diabetes. Orang yang mengalami obesitas sangat berpotensi terkena penyakit diabetes tipe ini.
Kondisi hamil juga seringkali
dapat meningkatnya kadar gula dalam darah sehingga tubuh tidak cukup untuk menghasilkan
hormon insulin yang berfungsi untuk menyerap kadar gula tersebut. Pemberian
insulin tidak akan memberikan dampak pada kondisi ini. Biasanya kadar gula akan normal kembali setelah melahirkan. Walaupun begitu ibu hamil tetap
harus menjaga kadar gula darahnya untuk menghindari resiko komplikasi kesehatan
pada ibu serta janinnya.
Walaupun diabetes
merupakan penyakit urutan ke 3 dari 10 penyakit yang mematikan, tetapi diantara
para penderita masih banyak yang tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki
penyakit diabetes mellitus. Pada tahun 2013 negara Indonesia diperkirakan
memiliki penderita diabetes mencapai 8,5 juta orang dan di tahun 2015 meningkat
mencapai 10 juta orang (sumber Federasi Diabetes Internasional) dengan rentang
umur 20-79 tahun dimana hanya sekitar 50% orang yang menyadari bahwa dirinya
terkena penyakit diabetes.
Penyakit
diabetes juga dapat memicu penyakit lainnya antara lain :
Sumber http://cardiacku.blogspot.co.id |
Terkait dengan tingginya resiko yang ditimbulkan oleh penyakit diabetes melitus, maka kita
harus bisa menjaga kesehatan dan mengetahui gejala-gejala penyakit diabetes mellitus
agar kita dapat mencegahnya. Berikut ini ciri-ciri umum penderita gejala
diabetes :
- Sering buang air (poliuria) khususnya dimalam hari. Terganggunya hormon insulin yang menyebabkan ginjal tidak dapat menyaring glukosa untuk kembali dalam darah menyebabkan ginjal menarik tambahan air dalam darah untuk menghancurkan glukosa. Hal ini membuat kandung kemih cepat penuh dan sering buang air kecil.
- Sering merasa haus (polidipsia). Karena sering buang air kecil, maka secara otomatis membuat penderita cepat merasa haus dan ingin minum.
- Sering merasa lapar (poliphagia). Karena tidak adanya asupan energi dari glukosa yang dikirim ke sel-sel tubuh membuat penderita diabetes merasa lemas sehingga meningkatkan nafsu untuk makan yang banyak.
- Gejala lainnya seperti penyembuhan luka yang lama, gangguan penglihatan, gangguan jantung, kelelahan dan turunnya berat badan.
Salah satu pendeteksian
yang paling efektif terhadap gejala penyakit diabetes adalah rutin mengecek
gula dalam darah. Dikatakan normal jika kadar gula dalam darah sebagai
berikut :
a. Sebelum
makan 70 – 130 mg/dL
b. Dua
jam setelah makan: kurang dari 180 mg/dL
c. Setelah
tidak makan (puasa) selama 8 jam: kurang dari 100 mg/dL
d. Menjelang
tidur 100 – 140 mg/dL
Tidak hanya
mengecek, tindakan pengontrolan gula darah juga sangat penting untuk menghindari
kadar gula dalam darah rendah (hipoglikemia) dan kadar gula dalam darah tinggi
(hiperglikemia) yang sama-sama memberikan efek negatif terhadap penderitanya.
Pada penderita
hipoglikemia biasanya mengalami kejang, kulit pucat, lemas, mengeluarkan
keringat, tidak berkonsentrasi dan berbicara tidak teratur. Hal-hal yang dapat
memicunya adalah minuman berakohol dan bersoda, jarang makan, aktifitas
berlebihan sampai dengan mengkonsumsi obat diabetes berlebihan.
Sedangkan penderita
hiperglikemia sama dengan penderita diabetes pada umunya yaitu mengalami cepat
haus dan lapar, sering kencing, cepat merasa lelah, gangguan penglihatan dan
bobot berkurang drastis. Hal-hal yang memicu hiperglikemia adalah tekanan
berat/stress, pola makan yang terlalu banyak, mengkonsumsi kopi dan rokok,
steroid dan jarang berakifitas atau berolahraga.
Seiring dengan
pengecekan gula darah secara rutin, hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah
dan melawan terjadinya penyakit diabetes adalah :
- Menjaga berat badan sesuai dengan berat proposional.
- Rutin melakukan olahraga sesuai dengan kondisi fisik tubuh dan tidak berlebihan setidaknya 30 menit sehari.
- Makan makanan yang seimbang dan bergizi sesuai dengan pola makan sehat. Mulai batasi makanan yang berkarbohidrat seperti nasi putih dan mie serta minuman yang manis-manis.
- Stop mengkonsumsi dan jauhi rokok, minuman berakohol dan minuman bersoda.
- Setiap pemakaian obat, selalu konsultasikan dulu dengan dokter atau praktisi kesehatan.
- Hindari tekanan/stress yang berlebihan dengan managemen yang baik dan benar.
Disamping
tindakan pencegahan terhadap penyakit diabetes, dukungan moril dan mental pihak
keluarga terhadap penderita diabetes juga dapat memberi semangat hidup sehat
yang lebih tinggi sehingga membuat penderita tidak seperti dalam kondisi sedang
sakit. Bagaimanapun juga lebih baik mencegah daripada mengobati.
Tulisan ini diikutkan lomba blog "Cegah, Obati dan Lawan Diabetes"
Tulisan ini diikutkan lomba blog "Cegah, Obati dan Lawan Diabetes"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar