Selasa, 30 Juni 2015

Si Putih Mobil Idaman dan Andalan Keluarga Kami


Akhirnya tuntas sudah penantianku untuk memiliki mobil sendiri, mobil yang kubeli dengan jerih payahku dan istriku. Tepat pada bulan maret 2015 kami membeli sebuah mobil baru, mobil keluarga dengan merek Daihatsu Xenia Sporty. Karena warnanya putih polos kami menamai mobil kesayangan kami dengan sebutan “si putih’.
    Sebelum membeli mobil, saya sempat browsing di internet dan bertanya-tanya ke teman kerja perihal pilihan membeli mobil baru atau membeli mobil bekas. Mobil baru yang notabene harga mobil masih mahal tetapi kondisi mesin masih original sedangkan mobil bekas setidaknya harga yang lebih murah atau di sebut mobil murah tetapi kondisi mesin belum tentu bagus apalagi jika kita tidak bisa memilih mobil bekas. Pilihanpun jatuh pada membeli mobil baru di karenakan kurangnya pengetahuan akan mobil bekas sehingga takut banyak mengalami keluhan di kemudian hari.
sumber: Dokpri
     Setelah Surat Pajak kendaraan keluar, maka kami pun langsung pergi membawa si putih ke rumah orang tua untuk memberi kejutan, maklum kami tidak memberi tahu kalau akan membeli mobil. Sampai di sana, orang tua kamipun terkejut ketika ada mobil berhenti di depan rumah apalagi yang keluar dari mobil itu adalah kami. Orang tua sayapun bertanya “lho..kamu membeli mobil? Sudah fasih mengendarainya? Saya pun menjawab “ya pak, Alhamdulillah ada rejeki, Insyaallah kalau pergi dekat-dekat masih bisa”.
    Wajar saja orang tua kami bertanya, karena saya terakhir mengendarai mobil pada tahun 2007 silam, itupun masih kursus karena diharuskan dalam pekerjaan saya dahulu supaya bisa mengendarai mobil. Setelah tahun tersebut dan saya resign dari perusahan lama, saya tidak pernah lagi mengendarai mobil, bahkan ketika berlibur bersama atau berkunjung ke rumah saudara di luar kota praktis yang mengendarai adalah kakak dan adik saya. Ada ketakutan pada diri saya, walau mengendarai mobil orang tua sendiri yang membuat saya tidak fokus dalam mengendarai mobil.
     Hampir 4 bulan si putih menemani saya sekeluarga dan selalu menjadi andalan dan favorit keluarga kami. Mulai dari rekreasi ke pantai di Gresik Jawa Timur, silahturahmi ke rumah saudara di Nganjuk dan Kediri sampai menghadiri acara pernikahan teman kerja di Madiun. Si putih juga ramah terhadap dompet saya karena “bandel iritnya”.
     Dalam keluarga, kehadiran si putih benar-benar membantu aktivitas kami. Dahulu setiap kali bepergian ke rumah saudara di luar kota, kami selalu menggunakan sepeda motor atau kendaraan umum. Karena jaraknya jauh, jika menggunakan sepeda motor kami harus berhenti di tengah perjalanan untuk istirahat atau hanya sekedar menghilangkan rasa haus yang menghampiri, sedangkan jika naik kendaraan umum beberapa kali harus berdiri dalam perjalanan.
    Dengan hadirnya si putih, kekurangan dalam bepergian menggunakan sepeda motor dan kendaraan umum kini teratasi. Apalagi schedule kerja saya yang tergolong unik yang memiliki libur kerja tidak harus pada akhir minggu pada umumnya. Untuk memaksimalkan libur saya tidak jarang kami harus bepergian keluar kota pada malam hari atau pagi hari sehingga si putih menjadi solusi yang paling efektif dalam mengatasi kekurangan saya. Dengan mengendarai si putih kami tidak di pusingkan lagi jika berangkat pada malam atau dini hari karena anak saya tidak mengeluh mengantuk dan dapat meneruskan tidur nyenyak di dalam kendaraan.
   Hal inilah yang membuat saya dan keluarga tidak hentinya-hentinya untuk bersyukur kepada Sang Pencipta. Semenjak menikah awal tahun 2010, saya langsung di karuniai seorang anak perempuan di akhir tahun 2010. Tidak menanti terlalu lama, di akhir tahun 2011 kami membeli sebuah rumah walaupun kami baru menempatinya di awal tahun 2013 dikarenakan untuk menutup kekurangan pembelian kami harus berhutang kepada pihak developer sehingga sebelum hutang kami lunas kami tidak bisa menempati rumah kami.
Kini kebahagian kami bertambah lagi, setelah kehadiran si putih, istri saya dinyatakan positif sedang mengandung anak kedua kami. Praktis saja pekerjaan si putih akan menjadi lebih maksimal lagi karena harus menemani keluarga saya untuk periksa ke dokter kandungan. Terima kasih Tuhan atas karunia yang Engkau berikan kepada keluarga kami. Amien.

Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog "mobil idaman"