Jumat, 21 Agustus 2015

Lebaranku Tahun 2015 Momen #LebihBaik Dari Tahun Sebelumnya

Moment lebaran adalah moment yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam di dunia, bahkan di negara Indonesia sudah mendarah daging tradisi mudik atau pulang kampung. Di moment lebaran ini hampir dipastikan seminggu sebelum dan sesudah lebaran tradisi mudik selalu terjadi setiap tahunnya. Selama itu pula hampir semua siaran televisi juga menyiarkan kondisi jalan yang selalu dilewati para pemudik. Begitupun di keluargaku, tradisi mudik selalu menjadi kesempatan untuk saling bertemu di bulan yang suci ini walaupun cuma satu hari.

Pada lebaran tahun ini merupakan moment yang paling special setidaknya bagi saya. Bagaimana tidak, semenjak 7 tahun lalu bekerja di salah satu PMA Jepang di Sidoarjo tradisi mudik saya sedikit kurang berwarna karena di moment tersebut saya kebagian harus standby di perusahaan sehingga setiap mudik selalu ketinggalan acara kumpul bersama keluarga besar saya dan istri saya. Bukan karena saya "gila" bekerja seperti orang Jepang pada umumnya, tetapi lebih karena terpaksa harus mengalah kepada teman senior di tempat saya bekerja.

Pada tahun ini, pas kebetulan teman kerja yang masih senior hanya tinggal 2 orang karena pensiun digantikan dengan karyawan baru sehingga secara otomatis saya bisa merencanakan untuk libur lebaran pada H+1 sampai dengan H+4. Pada H+2 keluarga besar istriku mengadakan kumpul bersama di Kediri, dan pada H+3 keluarga besar saya mengadakan reuni keluarga besar di Blitar. Sehingga pada H+1 dan H+4 lebaran saya gunakan untuk perjalanan mudik dan balik ke Sidoarjo.

Di lebaran tahun ini juga merupakan moment penting dan merupakan moment #LebihBaik dari sebelumnya khususnya bagi saya karena istri saya sedang mengandung 4 bulan anak ke 2 bersamaan dengan saya baru membeli sebuah mobil baru sehingga perjalanan mudik dan balik tidak lagi merasakan kepanasan dalam perjalanan. Maklumlah, waktu tempuh perjalanan normal Sidoarjo - Kediri sekitar 3 jam, jika dalam kondisi lebaran minimal 4 jam perjalanan untuk sampai ke Kediri. Biasanya untuk menghilangkan penat selama perjalanan menggunakan sepeda motor, saya selalu menyempatkan untuk singgah di depan GOR Jombang, dimana tempat tersebut selalu ramai di kunjungi para pemudik ketika lebaran sebagai tempat singgah sementara. Nah di tahun ini karena mudik menggunakan mobil, maka saya lebih memilih menghindari jalur tersebut karena selalu ramai bahkan tidak pernah lepas dari kemacetan. Dengan bermodalkan aplikasi GPS saya melewati rute alternatif Jombang-Sumobito sehingga tidak terjebak macet sehingga setelah masuk kawasan Peterongan Jombang, saya langsung menuju Kediri via Warujayeng, Nganjuk.
Sampai di Kediri sekitar jam 14.15, praktis perjalanan kami dari Sidoarjo menuju Kediri hanya 4jam perjalanan. Saya langsung disambut oleh keluarga besar istri saya, karena baru tahun ini saya bisa hadir sebelum acara reuni keluarga besar istri saya di adakan. Sampai di rumah saudara, saya sempatkan untuk beristirahat karena malam nanti keluarga yang sudah hadir di Kediri biasa mengadakan silahtuhrahmi ke tetangga-tetangga dan ke pondok pesantren-pesantren yang ada di sekitar rumah. Rupanya tiap tahun tradisi ini selalu berlangsung apalagi kebanyakan saudara istri saya sudah menetap di luar Kediri.

Keesokan harinya pertemuan keluarga besar isri saya, sekitar pukul 10.30 kami melanjutkan perjalanan ke kabupaten Blitar karena besok siang ada reuni akbar keluarga kakek buyut dari Ibu saya. Karena memang buta arah perjalanan dari Kediri ke Blitar, otomatis saya hanya mengandalkan GPS sesekali melihat plakat arah jalan. Sampai Blitar sekitar pukul 12.15, saya langsung bergabung dengan kedua orang tua saya yang sedang silahturahim ke tetangga sebelah karena praktis agenda hari itu adalah silahturahim ke tetangga sebelah.

Pada waktu reuni di keluarga besar kakek buyut di Blitar, sangat kentara sekali aroma silahturahim, karena memang banyak yang tidak kenal, sampai ibuku sendiri yang notabene masih berstatus cucu tidak lebih dari 50% yang di kenalnya. Maklum ibuku sejak sekolah penjuruan setara SMA sudah hijrah dari Blitar, sedangkan acara reuni akbar kakek buyutpun baru 2 tahun ini dilaksanakan.

Walau cuma sebentar tapi acara reuni keluarga besar di Kediri dan Blitar memiliki banyak arti setidaknya bagi saya. Disamping sebagai acara menyambung kembali tali silahturahim juga untuk mengenal lebih dalam lagi saudara-saudara yang masih satu keturunan kakek buyut saya. Acara seperti ini memang harus terus ada setidaknya dalam 1 tahun sekali agar kultur bangsa Indonesai tidak luntur dimakan peradapan modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar